Latihan Militer Negeri-negeri Islam dengan Negara Amerika Serikat

Latihan Militer Negeri-negeri Islam dengan Negara Amerika Serikat - Di saat anak-anak Syam berulang kali memanggil para tentara di negeri-negeri Muslim, terutama negeri tetangga, untuk membebaskan mereka dari cengkraman sang jagal Assad. Namun hingga hari ini tidak ada satu jawaban pun merespon jeritan tangis saudaranya yang tengah dibantai itu. Di manakah para tentara Yordania? Di manakah para tentara Mesir? Di manakah para tentara Arab Saudi? Di manakah para tentara Lebanon? Di manakah para tentara Qatar? Di manakah para tentara negeri-negeri Arab lainnya?

Ternyata, mereka semua diam. Bahkan bukan hanya diam, mereka telah nyata menyakiti umat Islam. Alih-alih mengerahkan pasukan untuk menolong saudaranya dari cengkraman sang jagal Assad, mereka malah berkolaborasi dengan tentara penjajah dalam sebuah pelatihan militer. Para penguasa boneka setempat telah menggiring para tentara tersebut untuk berjabat tangan dengan tentara penjajah yang tangannya masih berlumuran darah itu.

Negara penjajah Amerika Serikat dan sekutunya memulai pelatihan perang di Yordania yang disebut sebagai pelatihan militer terbesar di Timur Tengah dalam 10 tahun, yang dipusatkan pada perang lain dari biasa, kata perwira penting, Selasa.

"Kemarin kami mulai menerapkan keterampilan yang telah kami kembangkan dalam beberapa minggu belakangan ini dalam satu skenario perang lain daripada biasa. Kegiatan itu akan berlangsung sampai sekitar dua pekan ke depan," kata Mayjen Ken Tovo, komandan Pasukan Operasi Khusus AS kepada wartawan di Amman.

Pelatihan militer Eager Lion 2012 "adalah pelatihan terbesar yang dilakukan di kawasan itu dalam 10 tahun belakangan ini", kataya di Pusat Pelatihan Operasi Khusus Raja Abdullah II di Amman utara.

Lebih dari 12.000 tentara ikut serta dalam pelatihan perang itu, dan mereka berasal dari 19 negara termasuk Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Arab Saudi, Lebanon, Pakistan, Qatar, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol dan Austalia.

"Pesan yang ingin saya sampaikan melalui pelatihan ini adalah kami telah membangun mitra yang tepat di seluruh kawasan itu dan di seluruh dunia... yang memastikan bahwa kami memiliki kemampuan ... menghadapi tantangan-tantangan yang akan datang terhadap negara-negara kami," kata Tovo.

Mayjen Awni Adwan, kepala operasi dan pelatihan militer Jordania, mengatakan pelatihan militer itu "adalah sesuai dengan tahap yang direncanakan tiga tahun belakangan ini".

"Tidak akan ada pasukan digelar di utara... pelatihan itu tidak ada kaitannya dengan satu kejadian riil dunia," kata Adwan ketika ditanya apakah pelatihan perang itu ada hubunganya dengan aksi kekerasan di daerah utara Yordania yang berbatasan dengan Suriah.

Beberapa laporan media menduga bahwa pelatihan itu ada kaitannya dengan aksi kekerasan di Suriah, dan mengatakan pasukan berusaha menjamin keamanan perbatasan Yordania.

"Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Suriah. Kami menghormati kedaulatan Suriah. Tidak ada ketegangan antara Suriah dan kami. Tujuan-tujuan objektif kami jelas," kata Adwan.
Jelas, pernyataan ini menunjukkan para tentara yang telah menjadi mitra penjajah itu membiarkan pembantaian Suriah atas warga Muslim di Syam yang menginginkan menegakkan Islam dan menolong (agama) Allah Swt tersebut.

Yordania mendapat bantuan militer dan ekonomi AS, dengan Washington memberikan bantuan 2,4 miliar dolar AS dalam lima tahun belakangan ini, demikian data resmi, demikian AFP.

Demikianlah, sangat jelas sekali bagaimana para tentara di negeri Muslim telah terjebak oleh permainan para penjajah yang telah memporakporandakan negeri Muslim Irak dan Afghanistan. Lalu di manakah para tentara Muslim yang tulus? Umat menanti kehadiran para tentara yang tulus yang menjadikan Allah dan Rasulullah sebagai pijakan. Insya Allah, ketika Khilafah sudah tegak, maka tidak akan ada lagi pelatihan militer bersama negara penjajah. 


Source: syabab.com